Tidak
ada istimewa hari ini, seperti hari biasa mencoba membuka selembaran demi
selembaran buku mata pelajaran, mengirim tugas melalui email, dan praktik
animasi di Laboratorium multimedia. Setelah semuanya telah kubereskan mencoba membuka
akun fb ku dan ketika profilku terbuka ku mencoba mengetik pada kotak pencarian
teman
“ Bintang Tegar Langit”
Senyum
kecil yang kupaparkan pada depan layar monitor komputer melihat foto keren yang
membuatku merasa berharga memilikinya dan disudut kanan foto itu bertuliskan
“ Keong Cipoet” kata istimewa yang
belum pernah ia ceritakan padaku. Ku download foto itu dan kusimpannya pada
Flashdisk dan ketika bel pulang berbunyi, menempuh sekitar 1 km dengan berjalan
kaki menuju percetakan foto segera kuminta agar dicetakkan segera dengan ukuran
3R.
Hari
demi hari kujalani dengan penuh semangat, foto kecil yang selalu kulampirkan
disela lembaran bukuku dan kadang memandanginya dalam-dalam menimbulkan sejuta
pertanyaan. Sore itu setelah shalat azhar kukirimkan sebuah pesan singakat
untuknya aku berfikir mungkin kak keong adalah nama akrabnya jadi dengan jempol
ku pencet tombol hpku.
“ kak keong…” pesan terkirim
“ iya…dimana kita tau nama
sapaanku, bahagia rasanya mendengarnya” balasnya.
“ di foto profil” balasku kembali.
Ucapan
bahagia yang ia lontarkan seakan membuatku tidak putus harapan untuk
mempertahankan hatiku untuknya. Malam ini begitu sunyi tak satu pesan pun aku
terima, hanya suara jangkrik yang terdengar merdu, tak ada bintang dilangit, begitupun
bulan tidak ada lagi untuk menerangi hatiku, kumulai merasakan dinginya malam
kuberanjak dari dudukku dan masuk menuju kamarku akupun terlelap.
Kesokan
harinya pagi yang belum sempurna ku bersiap-siap untuk kesekolah dan memakai
seragam putih abu-abu, kumelangkahkan kakiku menelusuri jalan tapak demi
setapak dan akhirnya tiba di depan gerbang sekolah. Pelajaranpun berlansung
seperti biasanya. Setiba di rumah kurebahkan badanku pada kasur menerpa bantal
yang seakan sudah siap untuk menahanku, kuraih hpku dan mengirim pesan singkat
untuknya tetapi ternyata pulsaku habis berusaha melawan rasa ngantukku dan
meninggalkan kamarku yang pintunya dalam keadaan terbuka.
“ assalamu alaikum..bisa beli
pulsa pak ??” sapaku di depan toko
“ iyah, sebut saja nomornya.”
Katanya
“ 085255231***” jawabku
“ maaf saldoku habis” ucapnya
Astaga
tanpa berfikir panjang aku menunjuk sebuah kartu perdana yang berisikan pulsa,
tidak apalah, aku memakainya untuk sementara aku hanya ingin mengetahui kabar
dari dirinya, akhir-akhir ini iya jarang sekali memberiku kabar kata sibuk
mempersiapkan ujian skripsi, tapi tetap saja hatiku meronrong untuk mendengar
kabar darinya, akupun kembali kekamar mengaktifkan kartu itu dan menyapanya
kembali melalui pesan singkat.
“ kak keong…
“ iyah deg Cipoet” balasnya
Aku
heran tidak biasanya ia memanggilku dengan sebutan itu semakin lama mencoba
bertanya-tanya sebagai deg cipoet orang ia maksud itu bukan aku tapi orang
lain.
Katanya “ jangan selalu
marah-marah padaku, saya selalu berusaha menitipkan ucapan di kertas untukmu”.
Sebuah kata-kata yang mampu menjawab semua pertanyaanku.
“ Keong Cipoet” kata yang
bertuliskan disudut foto itu mengandung makna mendalam bagi mereka , ku mulai
sadar tidak pantas hadir ditengah-tengah mereka, kataku aku hanya peri kecil
yang kesepian. Harapanku aku hanya ingin di akui, itu saja tapi sekarang tidak
lagi.
Kutipan
12 maret 2012
0 komentar:
Posting Komentar