Terima kasih telah berkunjung ...
Terima kasih telah berkunjung ...

Kamis, 28 Agustus 2014

" Tangisan yang Mendalam "






Pagi itu aku terlelap kembali setelah melaksanakan shalat subuh, ponsel milikkupun berdering ternyata ayah yang menelponku. “ tidak biasanya ayah menelponku pagi buta begini “ kataku dalam hati.
“ Assalamu alaikum.. halo?? Masih terbaring
“ tadi subuh, ibumu pinsang dan belum tersadarkan sampai pagi ini. “ ucapnya.
“ haaa….jadi keadaan ibu bagaimana ?” kageettt.
“ maka dari itu ayah ingin pulang kampung dulu. “ jawabnya.
“ terus bagaimana denganku ayah, aku masih ada tes masuk universitas UM-PTAIN”
  Lanjutku.              
“ iyah..ayah akan menemuimu sebelum pulang ”.


        Kebetulan ayahku juga berada di kota daeng saat ini, bedanya dia nginap di rumah tanteku di pannampu sedang diriku berada di gowa karena kebetulan lokasi ujian SBMPTN kemarin dekat dari kost sepupuku di gowa. Setelah ayah menemuiku kamipun berpamitan.


       Aku kembali kekamar sepupuku, mataku tak mampu menahan buliran air mata yang akan terjatuh melewati pipi ini, segera mengusapnya dengan tanganku dan menundukkan kepalaku dan duduk di pojok kamar doaku dalam hati.
“ ya Allah sembuhkanlah ibuku, dia adalah orang yang begitu berharga bagiku, separuh dari nafasku, jiwaku, penyemangatku untuk menjalani hidup ini, dan kehidupanku. kekhawatiran yang kurasakan saat ini . Mencoba meraih ponselku dan menelpon adekku dikampung.
“bagaimana keadaan ibu ?” tanyaku cemas.
“ tidak apa-apa” jawabnya.


        Kekhawatiranku mulai mereda, tapi pikiranku sekarang hanya ibu, ibu dan ibu Ingin rasanya aku pulang, tetapi bagaimana dengan Ujianku ? ? terus kupantau keadaan ibuku dikampung tetapi setiap orang yang aku hubungi, entah itu sepupuku ? om ku ? dan tanteku mengatakan ibumu baik-baik saja !
akupun mengurungkan niatku untuk pulang hari ini.
mataharipun sudah meninggi tetapi setiap aku ingin mendengar suara ibu belum bisa Akupun mondar-mandir dikamar mulai resah dan tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang ? 


       Hpku pun kembali berbunyi salah seorang sepupuku menelponku dengan alasan agar tidak tergangu dalam melaksanakan SBMPTN mereka menyembuyikannya,  ternyata ibuku belum sadar sampai siang ini dan dirawat di Rumah sakit ! Astagafirullah akupun bergerak mengambil baju beberapa lembar, tas dan sepatu segera kubergegas, menelusuri jalan menuju jalan raya untuk menuju kerumah keluargaku yang berada di pannampu, jalanan begitu macet dan sangat kecil kemungkinan diriku sampai dengan cepat.


       kulangkahkan kakiku memasuki rumah dan berkata om tolong antar aku ke soppeng sekarang kuceritakan sedikit tentang ibuku diapun mengambil motor dan bergesas menyalakan mesinnya sejenak, perjalanan kulalui empat jam dan sampai pada tujuanku memasuki rumah sakit dan bertemu dengan keluargaku dari kampung. 

“ Ayah ibuku bagaimana ??  ruangannya dimana ? Tanyaku tergesa-gesa.

Ayahpun menunjukkannya “RUANG ICU (Intensive Care Unit) hanya satu orang yang dapat masuk untuk menemui pasien kubuka pintu ruangan itu dan kubuka tirai hijau di hadapanku mendekati ibuku dan melihatnya dengan penuh mendalam mengusap dahi dan memangilnya…

“maa…saya sudah pulang, maa..bangun !

        Beberapa kali memanggilnya dia tak ada respon sama sekali matanya yang terbuka sedikit, hanya melihat ke langit ruangan tanpa berkedip, dan terdengar suara ngorok secara terus menerus dari desahan nafasnya. Akupun mengelus-elus dahinya dan air mataku tak bisa berhenti melihat semua ini keadaan ibuku terbaring lemah dan belum tersandarkan sampai sekarang. 


       Kamis subuh, aku terbangun dan melihat keadaan ibuku yang belum tersandarkan sama sekali sambil melihat elektrokardiogram alat yang berfungsi untuk monitor jantung, tekanan darah, nadi dan saturasi oksigen yang diletakkan disampingnya tetapi tiba-tiba saja kondisi ibuku mulai melemah grafik (EKG) mulai melemah dan kupanggil seorang suster yang menjaga. 


       Kupanjatkan doa untuknya..sembuhkan dia ya Allah kubacakan ayat suci al-Qur’an tetapi suaraku tak bisa keluar karena kesedihan yang mendalam, dokterpun datang untuk memeriksanya dan memberikan bantuan kepada ibuku ia pun menyuntikkan sebuah obat di cairannya. Tak lama kemudian Alhamdulillah.. grafiknya mulai kembali normal. Menatap ibuku terus-menerus dan mendoakannya. 


       Keesokan harinya dokter memeriksa kembali keadaan ibuku, tetapi mulai tak ada respon darinya dan grafik yang kembali melemah sudah dua hari dua malam ibuku tak tersadarkan ! ya Allah..makin sedih lagi ketika dokter menyuruhku membisikkan dua kalimat syahadat ditelinga ibuku secara menerus. Air mata tak bisa berhenti untuk menetes, ayah, adikku dan semua keluargakupun ada dalam ruangan,  tangisan mulai memenuhi dan menyeruakk dalam ruangan (ICU 02) dokter dan semua suster mendekati ibuku dan pandangan mereka hanya tertuju pada grafik EKG yang semakin melemah dan melemah dan grafik itupun sudah datar. Pas shalat jumat selesai dan ibukupun telah tiada. 

“Innalillahi wa innailahii rajiun”

       Selamat jalan ibuku, kau adalah ibu yang paling baik sedunia, semoga Allah menerima ibuku disisinya. Aaaamiiinnnnn….. 

0 komentar:

Posting Komentar