Pagi
itu aku terlelap kembali setelah melaksanakan shalat subuh, ponsel milikkupun
berdering ternyata ayah yang menelponku. “ tidak biasanya ayah menelponku pagi
buta begini “ kataku dalam hati.
“
Assalamu alaikum.. halo?? Masih terbaring
“
tadi subuh, ibumu pinsang dan belum tersadarkan sampai pagi ini. “ ucapnya.
“
haaa….jadi keadaan ibu bagaimana ?” kageettt.
“
maka dari itu ayah ingin pulang kampung dulu. “ jawabnya.
“
terus bagaimana denganku ayah, aku masih ada tes masuk universitas UM-PTAIN”
Lanjutku.
“ iyah..ayah akan
menemuimu sebelum pulang ”.
Kebetulan ayahku juga
berada di kota daeng saat ini, bedanya dia nginap di rumah tanteku di pannampu
sedang diriku berada di gowa karena kebetulan lokasi ujian SBMPTN kemarin dekat
dari kost sepupuku di gowa. Setelah ayah menemuiku kamipun berpamitan.
Aku kembali kekamar
sepupuku, mataku tak mampu menahan buliran air mata yang akan terjatuh melewati
pipi ini, segera mengusapnya dengan tanganku dan menundukkan kepalaku dan duduk
di pojok kamar doaku dalam hati.
“ ya Allah sembuhkanlah ibuku, dia adalah orang yang begitu berharga bagiku,
separuh dari nafasku, jiwaku, penyemangatku untuk menjalani hidup ini, dan
kehidupanku. kekhawatiran yang kurasakan saat ini . Mencoba meraih ponselku dan
menelpon adekku dikampung.
“bagaimana keadaan ibu
?” tanyaku cemas.
“ tidak apa-apa”
jawabnya.
Kekhawatiranku mulai
mereda, tapi pikiranku sekarang hanya ibu, ibu dan ibu Ingin rasanya aku
pulang, tetapi bagaimana dengan Ujianku ? ? terus kupantau keadaan ibuku
dikampung tetapi setiap orang yang aku hubungi, entah itu sepupuku ? om ku ?
dan tanteku mengatakan ibumu baik-baik saja !
akupun mengurungkan niatku untuk pulang hari ini.
mataharipun sudah meninggi tetapi setiap aku ingin mendengar suara ibu belum bisa Akupun mondar-mandir dikamar mulai resah dan tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang ?
akupun mengurungkan niatku untuk pulang hari ini.
mataharipun sudah meninggi tetapi setiap aku ingin mendengar suara ibu belum bisa Akupun mondar-mandir dikamar mulai resah dan tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang ?
Hpku pun kembali berbunyi
salah seorang sepupuku menelponku dengan alasan agar tidak tergangu dalam
melaksanakan SBMPTN mereka menyembuyikannya, ternyata ibuku belum sadar sampai siang ini
dan dirawat di Rumah sakit ! Astagafirullah akupun bergerak mengambil baju
beberapa lembar, tas dan sepatu segera kubergegas, menelusuri jalan menuju
jalan raya untuk menuju kerumah keluargaku yang berada di pannampu, jalanan begitu
macet dan sangat kecil kemungkinan diriku sampai dengan cepat.
kulangkahkan kakiku
memasuki rumah dan berkata om tolong antar aku ke soppeng sekarang kuceritakan
sedikit tentang ibuku diapun mengambil motor dan bergesas menyalakan mesinnya
sejenak, perjalanan kulalui empat jam dan sampai pada tujuanku memasuki rumah
sakit dan bertemu dengan keluargaku dari kampung.
“ Ayah ibuku bagaimana ??
ruangannya dimana ? Tanyaku
tergesa-gesa.
Ayahpun menunjukkannya “RUANG
ICU (Intensive Care Unit) hanya satu orang yang dapat masuk untuk menemui
pasien kubuka pintu ruangan itu dan kubuka tirai hijau di hadapanku mendekati
ibuku dan melihatnya dengan penuh mendalam mengusap dahi dan memangilnya…
“maa…saya sudah pulang,
maa..bangun !
Beberapa kali memanggilnya
dia tak ada respon sama sekali matanya yang terbuka sedikit, hanya melihat ke
langit ruangan tanpa berkedip, dan terdengar suara ngorok secara terus menerus
dari desahan nafasnya. Akupun mengelus-elus dahinya dan air mataku tak bisa
berhenti melihat semua ini keadaan ibuku terbaring lemah dan belum tersandarkan
sampai sekarang.
Kamis subuh, aku terbangun
dan melihat keadaan ibuku yang belum tersandarkan sama sekali sambil melihat elektrokardiogram alat yang berfungsi untuk monitor jantung, tekanan darah, nadi dan
saturasi oksigen yang diletakkan
disampingnya tetapi tiba-tiba saja kondisi ibuku mulai melemah grafik (EKG) mulai melemah dan
kupanggil seorang suster yang menjaga.
Kupanjatkan doa
untuknya..sembuhkan dia ya Allah kubacakan ayat suci al-Qur’an tetapi suaraku
tak bisa keluar karena kesedihan yang mendalam, dokterpun datang untuk
memeriksanya dan memberikan bantuan kepada ibuku ia pun menyuntikkan sebuah
obat di cairannya. Tak lama kemudian Alhamdulillah.. grafiknya mulai kembali
normal. Menatap ibuku terus-menerus dan mendoakannya.
Keesokan harinya dokter
memeriksa kembali keadaan ibuku, tetapi mulai tak ada respon darinya dan grafik
yang kembali melemah sudah dua hari dua malam ibuku tak tersadarkan ! ya
Allah..makin sedih lagi ketika dokter menyuruhku membisikkan dua kalimat
syahadat ditelinga ibuku secara menerus. Air mata tak bisa berhenti untuk
menetes, ayah, adikku dan semua keluargakupun ada dalam ruangan, tangisan mulai memenuhi dan menyeruakk dalam
ruangan (ICU 02) dokter dan semua suster mendekati ibuku dan pandangan mereka
hanya tertuju pada grafik EKG yang semakin melemah dan melemah dan grafik
itupun sudah datar. Pas shalat jumat selesai dan ibukupun telah tiada.
“Innalillahi wa
innailahii rajiun”
Selamat jalan ibuku,
kau adalah ibu yang paling baik sedunia, semoga Allah menerima ibuku disisinya.
Aaaamiiinnnnn…..
0 komentar:
Posting Komentar